PSP News, Surabaya — Peran pemuda perlu didorong untuk bisa maju dan tidak gagap menyambut era Revolusi Industri 4.0.
Hal itu yang menjadi penekanan caleg muda Partai Nasdem Prananda Surya Paloh saat menyapa para kawula muda PMII di UINSA Surabaya, Rabu (24/10/2018) pagi.
Politisi muda berusia 30 tahun itu mengatakan, ada tiga aspek yang harus diperhatikan dan dibutuhkan dalam Revolusi Industri 4.0.
Yaitu interkonektivitas, kemudahan usaha dan bisnis, dan yang terakhir pengembangan bisnis moderen.
“Yang bisa kita lakukan termasuk pemerintah adalah membangun infrastruktur yang memadai dan akses digial untuk masyarakat. Kuncinya konektivitas agar seluruh informasi bisa terakses,” kata Prananda yang juga putra Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh ini.
Ia sempat menyinggung kecepatan internet di Indonesia yang masih kalah dibandingkan negara tetangga. Seperti Malaysia dan juga Singapura.
Hal ini terlihat sepele, namun menurut Prananda, itu harus menjadi perhatian agar bisa menyokong banyak pertumbuhan ekonomi di banyak daerah di Indonesia, khususnya yang usahanya ditunjnang dengan perkembangan teknologi digital.
“Kedua adalah kemudahan bisnis. Bagaimana pemerintah bisa memberikan rekomendasi akses pasar di luar. Ekspor menjadi pintu yang harus terbuka,” ucap anggota Komisi I DPR RI ini.
Lebih lanjut, pemuda yang sudah jadi legislator di usia 26 tahun ini mengatakan untuk bisa mencapai target itu, pengusaha dan pelaku UKM di Indonesia harus sudah melek digital.
“Pemerintah harus melakukan training supaya ekspor bisa dilakukan sampai ke seluruh dunia. Di era revolusi industri 4.0 lawan itu tak terlihat, tidak visible, bisa jadi lawan. Kita ternyata Amerika dan negara lain sebab era globalisasi ini sangat terbuka,” katanya.
Di sini anak muda bisa mengambil peran. Yaitu ikut melatih para UKM di masyarakat untuk bisa membuat bisa melek dengan teknologi informasi.
Dalam diskusi itu, Wakil Gubernur Jatim terpilih Emil Elestianto Dardak juga ikut hadir dalam seminar ini.
Senada dengan Prananda, Emil Dardak lebih memberikan wawasan dan solusi kongkrit yang akan dilakukan menyiapkan datangnya era Revolusi Industri 4.0.
Dikatakan Emil Dardak, revolusi industri 1.0 berkutat pada adanya terobosan produksi barang secara massal.
Sedangkan revolusi industri 2.0 berkaitan dengan tenaga kerja yang tidak hanya menggunakan mesin uap.
Lalu untuk revolusi industri 3.0 adalah terbosoan dunia komputer dan otomasi.
“Nah revolusi industri 4.0 adalah konektivitas dan interaksi antar mesin. Misalnya ada pabrik di Surabaya, di Shanghai dan di Amerika, untuk bisa memproduksi satu barang secara twrpisah di tiga pabrik itu bisa dikerjakan realtime meski tidak di tempat yang sama. Itulah revolusi industri 4.0,” ucap Bupati Trenggalek itu.
Selain itu dengan adanya era baru ini, membuat adanya pergeseran pola menjadi kerja. Dimana anak muda tak lagi menjari tempat bekerja tapi mencari klien.
Moden bekerja dari panggung ke panggung atau yang dikenal dengan gig economy menjadi era yang tak bisa dielakkan.
“Maka kebutuhan yang muncul adalah bagaimana bisa mendapatkan tenaga yang profesional. Maka kita siapkan Milenial Job Center. Yang menyediakan mentor untuk menciptakan tenaga profesional itu, sampai akhirnya mereka memiliki porto folio dan billing rate,” katanya.
Emil Dardak mengatakan Milenial Job Center ini akan menjembatani peluang yang ada karena gig economy.
Dan menyediakan tenaga profesional mulai programmer, designer, fotografer, dan juga tenaga profesional yang lain.