

Sungguh lah saya pikir kita semua untuk kembali mengucapkan rasa syukur kita pada Sang Maha Pencipta Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan energi dan kekuatan pada malam hari ini bisa menghadiri peringatan hari jadinya yang pertama Fraksi Partai NasDem.
Saya pertama-tama tentu memberikan apresiasi, atas inisiatif yang saya tahu diambil sendiri oleh pimpinan fraksi bersama dengan anggota-anggota fraksi. Tanpa meminta petunjuk apalagi bantuan dari Ketua Umum DPP, ini hebat memang. Tadi Mas Pram bilang, Mas Pramono Anung, kalau ulang tahun pertama saja fraksi partai sudah macam ini, bagaimana nggak banyak orang yang lebih cemburu bang.
Saya pikir ini dalam konteks positif thinking saja. Jadi saudara-saudara ketika pertama sekali saudara Viktor Laiskodat mendapatkan amanah dan kepercayaan dari saya selaku Ketua Umum partai, untuk menjadi pimpinan Fraksi Partai NasDem. Viktor menanyakan pada saya, tugas apa yang paling pertama yang harus benar-benar menjadi perhatian utama bagi saya selaku pimpinan fraksi di dalam perwakilan rakyat.
Ini sebuah pertanyaan yang menurut saya pertanyaan yang baik sekali, maka langsung saya katakan, saudara Viktor tugas anda selaku ketua fraksi partai nasdem di dewan perwakilan rakyat, yang pertama adalah mengembalikan persepsi dan pandangan masyarakat yang negative terhadap instistusi resmi, institusi dewan perwakilan rakyat kita yang ada pada saat ini, kearah yang lebih positif.
Persepsi pandangan masyarakat yang memang dalam kondisi yang objektif pada saat ini, tidak menaruh rasa respect, penghormatan bahkan partisipasi yang kokoh dan kuat dalam suatu institusi yang begitu strategis, begitu terhormat, yang oleh konstitusi diberikan posisi peran yang luar biasa dalam kelangsungan kehidupan kebangsaan dalam sistem ke tatanegaraan kita.
Maka ketika persepsi publik yang negative seperti ini terus berlaku, pasti ada faktor, apapun kerja dewan, dengan seluruh koleksi kebijakan yang melahirkan berbagai macam produk perundang-undangan yang begitu hebat, yang begitu baik, yang begitu strategic bagi kepentingan suatu nation, itu akan berakhir berhenti dengan sendirinya, termasuk upaya-upaya. Bagaimana ruang sempit, ruang kerja, yang tidak memberikan nilai kenyamanan, kalaupun anda akan perbaiki, khalayak bilang, ini mengada-ada saja DPR ini.
Nah ini yang menjadi misi, tugas, sekaligus challenge, sekaligus tantangan bagi para anggota dewan, tidak masalah fraksi apapun itu. Ada 10 fraksi, yang baru presentasikan perpanjangan partai-partai politik yang ada di dewan sana. Tetapi berbicara terhadap masalah persepsi publik ini, ini bukan hanya tantangan bagi satu dua fraksi, ini adalah merupakan tantangan bagi ke-10 fraksi-fraksi yang ada. Nah, saya katakan ini adalah sejalan dengan kelahiran Partai NasDem, partai yang baru mendekati usia 4 tahun. Partai yang sejak awal saya katakan, partai ini didirikan dengan kesadaran yang sepenuhnya, didasari oleh pertimbangan kondisi objektif kepada bangsa ini.
Indonesia sebagai negeri yang kita miliki berada dalam kondisi yang tertantang sedemikian rupa, untuk lebih mampu mengoptimalkan seluruh potensi kekuatan yang ada, mengejar ketertinggalan dibandingkan dengan kemajuan bangsa-bangsa lain, yang sudah lebih hebat, yang sudah lebih jauh meninggalkan kemajuan yang ada di negeri kita sendiri.
Apa yang kita tertinggal? Kalau boleh saya jujur mengatakan, kita hampir tertinggal dalam seluruh aspek kehidupan yang kita miliki sendiri, sosial, ekonomi, budaya, politik. Apa? Maka ketika seorang anak muda bertanya kepada kita, dengan sebuah pertanyaan yang begitu sederhana. Ia bisa memanggil kita bapak, ia bisa memanggil kita kaka, ia bisa memanggil kita om, pertanyaannya sama, apa yang kita bisa banggakan sekarang ini sebagai warga bangsa Indonesia? Om, bapak, kaka, apa yang bisa kita banggakan?
Pertanyaannya adalah sederhana, tetapi jawabannya kita susah. Secara spontanitas kita bisa memberikan jawaban, yak kita bisa bangga karena A, B, C, D. misalnya katakan, dek kita harus bangga lho, kita memiliki nilai disiplin nasional yang hebat, kita tidak bisa lagi menyebutkan itu, dimana disiplin nasional kita yang hebat? Dimana disiplin nasional kita yang kuat? Kita bisa menyatakan kita bangsa yang memiliki etos yang juga hebat, apa memang etos bangsa Indonesia ini hebat dan kuat? Kreativitasnya lihatlah ketika kita berkompetisi dengan seluruh kompetisi yang ada terhadap bangsa-bangsa lain, maka hasil akhir pastilah kita bangsa yang tertinggal, atau terkalahkan.
Ini merupakan suatu living of reality, fakta yang ada dalam kehidupan keseharian kita, saya bahkan menyatakan, ketertinggalan yang paling berat bukanlah ketertinggalan dalam infrastruktur, fisik, jembatan-jembatan yang hebat, pelabuhan-pelabuhan yang hebat, jalan-jalan raya yang hebat, komunikasi yang hebat. Kita tertinggal tapi kita terlalu mencemaskan. Kalau barangkali nanti pemerintahnya punya uang yang banyak, kita buat basecamp yang bagus, kita bisa segera mengejar ketertinggalan itu. Tapi yang memperhatinkan, dan ini menjadi konsideran bagi kita seharusnya sebagai suatu bangsa, adalah ketika kita tertinggal dalam apa yang kita katakan peradaban. Kita tertinggal dalam peradaban, kita tertinggal dalam peran pemahaman, way of thinking kita, cara berpikir kita, way of life kita sebagai bangsa Indonesia.
Ini berbahaya sekali, ini akan sangat menjadikan perhatian khusus bagi kita sebagai suatu bangsa, karena kita sudah tidak mengenal diri kita sendiri lagi secara objektif. Essensinya dalam potensi diri kita, kita punya dua hal yang pasti, kekuatan dan sekaligus kelemahan. Hal yang paling berbahaya ketika kita tidak dapat memahami, mana yang kuat dan mana yang lemah, kita kadang-kadang mempergunakan kelemahan itu yang kita ekspos, yang kita elaborasi sedemikian rupa, kelemahan demi kelemahan, karena negative thinking cara berpikir kita sebagai suatu bangsa, maka kita bukan maju tapi jalan mundur ke belakang, saudara-saudara.
Ini yang perlu kita ingatkan. Maka untuk itulah kenapa berulang kali saya katakan dimana saja, essensi gerakan perubahan itu, adalah perubahan pola pikir, cara berpikir, mind set, dan gerakan perbahan itu harus dimulai oleh diri kita sendiri. Nonsense, melakukan gerakan perubahan tanpa melakukan perubahan dari diri sendiri. Nah ini juga yang kita implementasikan dalam penguatan restorasi Indonesia! Restorasi Indonesia itu sebenarnya telah ada semua sistim tata niai yang kita miliki sebagai suatu bangsa. Sistim tata nilai, apa itu? Saya katakan, adat, istiadat, kearifan lokal, itu budaya kita. Kompetisi, semangat, kasih sayang, tut wuri handayani, kegotongroyongan, ya itulah yang namanya Indonesia yang otentik. Itulah yang harus kita restorasi.
Penguatan semua tatanan dan sistim nilai yang telah kita miliki, sayang seribu kali sayang kita tidak memahami sebenarnya yang telah kita miliki. Kita mulai mencari the new identity, identitas baru kita, mulai sok kebarat-baratan, sok ketimur-timur tengahan, itu yang kata Bung Karno, itu bukan bangsaku! Ah, NasDem sepakat dengan pemikiran-pemikiran Bung Karno. Inilah dia, jadi kalau hilang yah trisakti, trisakti kedaulatan di bidang politik, kemandirian bidang ekonomi, kemandirian di bidang budaya. Saya katakan jangan malu hati, seluruh pemikiran-pemikiran besar, dari pemimpin besar, bapak bangsa, proklamator, dan penggagas seperti Bung Karno akan diteruskan oleh Partai NasDem.
Ini yang ingin kita katakan, maka untuk itulah hal yang menjadi konsideran adalah konsistensi, konsistensinya apa? Ucapan, dan perbuatan. Saya berulang kali mengatakan, selalulah mendekatkan dan beriring sejalan kemampuan profesionalitas dengan moralitas. Kita tidak boleh membiarkan sendiri, profesionalitas berjalan sendiri, dan nilai-nilai moralitas itu tertinggal di ujung sana. Orang yang pintar, anak yang hebat, ia akan menjadi orang tidak bermanfaat karena tidak ada nilai moralitas mengikat dirinya. Sementara kekuatan moralitas juga tidak bisa berdiri sendiri, ketika kemampuan kompetisi dalam kompetitornya yang semakin hari semakin tinggi, tantangan dunia juga semakin
hebat, penguasaan informasi teknologi yang semakin tinggi. Itu memerlukan anak-anak yang cerdas. Maka tepatlah, ketegakan yang selalu melekat, antara yang saya katakan, profesionalitas dan moralitas. Maka konsistensi ini, ketika ditanyakan kepada saya sebagai pendiri maupun Ketua Umum Partai Nasdem saat ini, apakah masih kita miliki? Saya katakan saudara-saudara, kalaupun saudara-saudara semuanya anggota fraksi ini, termasuk seluruh anggota Partai nasDem ini, akan meninggalkan dan mengatakan sudah tidak ada lagi konsistensi, ijinkan saya akan tetap dengan keyakinan saya, untuk melanjutkan konsistensi yang saya jalani ini.
Kita akan bergerak terus, di tengah-tengah dinamika, di tengah-tengah berbagai macam cobaan-cobaan yang dihadapi, dengan pohon yang semakin tinggi, pastilah konsekuensinya adalah angin kuat dengan goncangan yang semakin hebat.
Ketahui lagi, kejujuran hati, kejujuran hati adalah merupakan modal kekuatan yang tebesar, yang harus dimiliki oleh Partai NasDem ini. Maka dengan bermodalkan kejujuran hati ini, jangan pernah khawatir terhadap seluruh tantangan dan masalah apapun yang dihadapi oleh partai ini.
Saya ingin menggarisbawahi, sebuah komitmen yang mengikat kita, agar aspek penegakan hukum, itulah merupakan sebuah aspek yang tetap menjadikan perhatian prioritas oleh Partai NasDem ini. Kita tidak bermain-main dengan ini, bukan sekedar retorika! Tapi jiwa raga, nurani, kita mau kedaulatan penegakan hukum untuk negeri kita ini. Kalau memang penegakan itu harus meminta pengorbanan oleh siapapun kader kita, kita katakan, untuk penegakan hukum, korbankan apapun atau siapapun! Untuk kebaikan penegakan hukum di negeri kita ini.
Maka ini saya katakan, ketika saudara saya ajak bersama membangun partai ini, maka saya katakan, kita tidak pernah berkompromi! Kita tidak pernah bertipu muslihat! Bersiasat! Dan pola licik di antara kita! Kita kedepankan kejujuran. Karena ini modal kekuatan kita untuk membawa suatu iklim baru, suasana baru, sebagai partai trendsetter perubahan di negeri kita ini.
Maka kalau ada kader partai yang terkena kasus hukum, khususnya dalam masalah pemberantasan korupsi, termasuk diri saya, pada saat yang sama, atas dasar kerelaan atau dipecat meninggalkan partai ini.
Inilah kita di NasDem ini, maka pendekatan kita adalah sebuah gerakan perubahan restorasi Indonesia akan terus berlanjut. Pemimpin boleh silih berganti, tetapi misi utama, konsepsi, dan gagasan, cita-cita besar kita harus tetap berlanjut, saudara-saudaraku semua.
Untuk itulah saya menyatakan apresiasi saya, kebanggan saya, pada Ketua umum, kepada para fungsionaris partai, khususnya pimpinan fraksi dan anggota fraksi Partai NasDem di DPR RI, yang telah menunjukan kinerjanya, tidak hanya sekedar mewarnai tapi sudah menjadi jejak yang menjaga dan meneropong dengan teropong bajak lautnya. Dalam praktek-praktek yang macam-macam di DPR RI itu, mewarnai harus hati-hati, kalau bermain macam-macam, boleh pikir-pikir. Itulah pikiran-pikiran kita. Oleh karena itu saudara-saudara teruskanlah pikiran-pikiran ini untuk membangun negeri dan bangsa kita yang tercinta.
Prinsip Partai NasDem dalam sebuah pemikiran dan boleh saya kerjakan tidak berubah, sebagai partai pendukung pemerintah. Pemerintah ini yang didukung sepenuhnya oleh Partai NasDem. Para menteri anggota Kabinet bolehlah melihat NasDem sebagai partner yang sejati. Maka untuk itu, ijinkan saya untuk mengingatkan Dirgahayu yang pertama Fraksi Partai NasDem.