PSP News — Politisi muda Partai NasDem Prananda Surya Paloh mengibaratkan dinamika pertarungan politik di Pilkada DKI seperti balapan mobil Formula 1.
Penilaian ini didasarkan pada rilis lembaga Survei Charta Politika baru-baru ini yang merilis peta elektoral calon gubernur dan wakil gubernur menjelang Pilkada DKI.
“Dalam balap mobil F1, ibaratnya mobil Ahok berhasil disusul oleh mobil balap Agus,” ujar Nanda mengibaratkan.
Namun demikian, Prananda mengatakan, mobil yang dikendarai oleh Gubernur Petahana Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok bisa dikejar dan bahkan disalip bukan karena pembalapnya kurang bagus.
Akan tetapi karena mobil Ahok mengalami sedikit masalah teknis.
“Mungkin ada sabotase atau masalah pada rem belakangnya, sehingga sekarang terpaut 0,6 persen. Tapi tidak mengapa, ini menjadikan balapan formula DKI 1 menjadi bertambah seru,” ungkapnya, Rabu (30/11/2016).
Prananda mengatakan perkembangan susul menyusul ini bisa memungkinkan Pilkada DKI berlangsung dua kali putaran. Namun begitu, mesin mobil dan kinerja balap yang sudah terbukti dari Ahok dapat menuntaskan kompetisi ini dengan gemilang.
“Sementara yang lain kan masih experimental, kami yakin tim Ahok dapat menuntaskan kompetisi ini dengan gemilang,” tegasnya.
Namun demikian, rilis survei dari beberapa lembaga di bulan ini membuat Timses Basuki-Djarot (Badja) harus cepat berbenah.
“Tim Ahok harus segera mengatasi masalah teknisnya pada track berikutnya,” tambahnya.
Sebelumnya lembaga survei Charta Politika merilis peta elektoral calon gubernur dan wakil gubernur menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017.
Dari rilis tersebut didapat tingkat elektabilitas pasangan Agus-Sylvi 29,5 persen.
Disusul Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat memperoleh 28,9 persen, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memperoleh 26,7 persen.
Sementara yang belum menentukan pilihan atau swing voters sebanyak 14,9 persen.