PSP News — Anggota DPR RI Komisi I Prananda Surya Paloh menyesalkan sikap tindakan sewenang-wenang yang dilakukan aparat TNI Angkatan Udara yang melakukan sweeping ke rumah-rumah warga Sari Rejo, Medan Polonia, Senin (15/8).
“Pada kasus ini saya minta semua pihak untuk menahan diri dan melalukan evaluasi serta instrospeksi,” kata Prananda menyikap aksi sweeping ratusan aparat PHH TNI Angkatan Udara yang mengakibatkan puluhan warga dan sejumlah wartawan menjadi korban kekerasan oknum aparat tersebut.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menyerahkan kasus ini pada proses hukum dan juga perjuangan melalui media tanpa harus melakukan tindakan fisik. Prananda juga menyayangkan sikap oknum-oknum TNI-AU yang begitu kasar saat melakukan sweeping. Seharusnya untuk menertibkan masyarakat harus diserahkan kepada aparat kepolisian.
“Sementara pihak TNI-AU yang merasa harus menjaga keutuhan teritorial pangkalan, juga membutuhkan pihak kepolisian yang sudah terlatih dalam dalmas sehingga tidak perlu terjadi pemukulan apalagi terhadap warga negara yang seharusnya dilindungi,” ujarnya.
Hal ini kata dia sangat disesali dan perlu mendapat perhatian khusus dengan penyelidikan dari POM TNI-AU atas kelalaian prajurit yang telah menyalahi aturan dan segera dilanjutkan ke mahkamah militer.
“Saya juga mengimbau agar diatur kembali tata pengamanan antara TNI dengan Polri dalam menyelenggarakan pengendalian masyarakat di fasilitas militer,” saran Prananda.
Dalam masa ini menurutnya dibutuhkan sebuah operasi penertiban yang manusiawi dan tidak boleh membahayakan siapapun. Kecuali tentu jika ada penyerangan bersenjata, di situ dibenarkan TNI dan Polri melakukan pembelaan diri.
Untuk itu, sebut dia, Panglima TNI-AU harus melakukan koordinasi dengan Kapolri dan POM juga memulai penyelidikannya.
Seperti diketahui, jelang hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang
ke-71 tahun, Pasukan Anti Huru Hara (PHH) TNI-AU dan Paskhas Lanud Suwondo Medan, melakukan aksi sweeping ke rumah warga Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Senin (15/8).
Dari aksi sweeping yang dilakukan ratusan pasukan PHH Angkatan Udara, itu mengakibatkan puluhan masyarakat dan wartawan, menjadi bulan-bulanan penganiayaan oknum aparat berpakaian loreng ini.