Di era 80-an, layar tancap merupakan salahsatu hiburan favorit yang sangat digandrungi masyarakat. Tak hanya di Sumatera Utara (Sumut), hampir di seluruh Indonesia tontonan menggunakan layar lebar yang dipancangkan di lapangan dengan menggunakan 2 kayu penyangga itu, turut mewabah. Maklum saja, pada saat itu bioskop belum menjamur seperti sekarang.
Namun, masa kejayaan layar tancap kandas di era milenial. Layar tancap kini nyaris hanya menjadi cerita. Karena tak lagi menjadi hiburan yang ditunggu-tunggu. Keberadaanya telah tergantikan oleh bioskop-bioskop yang semakin menjamur.
Namun, masyarakat Sumut yang merindukan layar tancap tak perlu khawatir. Mulai malam ini, akan ada roadshow pertunjukan layar tancap yang akan menyajikan film-film menarik. Hiburan untuk masyarakat yang tersebut merupakan persembahan dari Prananda Surya Paloh yang sengaja digelar untuk memberikan hiburan masyarakat di desa-desa.
Prananda mengungkapkan, hiburan masyarakat yang di sebut “Layar Tancap Bang Nanda” itu digelar untuk menyapa masyarakat di desa-desa yang tidak dapat menikmati bioskop.
“Memang sih, di kota-kota besar bioskop sudah ada sejak dulu. Namun, bagi kota kecil dan desa belum tentu memiliki gedung bioskop,” ujarnya, Sabtu (28/7/2018).
Karena itu, kata Prananda, meskipun tidak ada bioskop Layar Tancap Bang Nanda bisa menjadi hiburan yang tak kalah menarik dari bioskop. “Layar tancap malahan bisa memberikan sensasi lebih, karena banyak hal yang tidak didapatkan ketika menonton di dalam gedung,” imbuh Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem ini.
Prananda menjelaskan, Layar Tancap Bang Nanda akan memutar film-film menarik diantranya film Indonesia, film perjuangan, religi dan juga film India.
“Perdananya mulai malam hari ini di Sergai. Dimulai setiap hari Sabtu pukul delapan malam. Tak hanya di Sergai, tapi juga digelar di Deliserdang. Tempatnya pindah-pindah, satu malam dua film yang akan dimainkan,” paparnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Prananda Surya Paloh, Gandi Manurung menambahkan, Layar Tancap Bang Nanda digelar untuk membawa masyarakat bernostalgia dan mengobati rindu dengan lanyar tancap. “Selain itu juga untuk melestarikan layar tancap yang hampir dilupakan,” ucap Gandi.
Lebih lanjut Gandi mengungkapkan bahwa, digelarnya layar tancap ini adalah juga sebagai upaya mewujudkan aspirasi masyarakat. OS-tari/01