PSP News — Langkah Jokowi yang akan mengisi kursi menteri di kabinet Indonesia Kerja Jilid 2 dengan tokoh milenial mendapatkan dukungan dari guru besar Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya, Prof. Kacung Marijan.
Menurut Kacung, langkah Jokowi tersebut merupakan jawaban atas persoalan yang berkembang sekarang ini.
“Saya rasa ini salah satu jawaban atas perkembangan Industri 4.0 yang sangat cepat. Pak Jokowi tahu betul apa yang sedang dibutuhkan sehingga ingin melibatkan anak muda untuk mengelola pemerintahan,” ujar Kacung, Jumat (19/7/2019).
Namun Kacung mewanti-wanti, menteri muda haruslah yang mempunyai kompetensi dan portofolio yang jelas baik itu dari kalangan profesional ataupun partai.
Yang lebih penting lagi, tokoh tersebut mendapatkan penerimaan yang bagus di masyarakat.
“Menteri bisa saja dari milenial profesional maupun partai. Yang penting adalah kemampuan, pengalaman dan keberaniannya. Dia tahu apa yang harus dilakukan serta berani ambil keputusan secara cepat dan tepat. Karena ini menyangkut di dalam mengelola organisasi besar,” katanya kepada Tribunjatim.com.
Kacung juga menilai ada beberapa jabatan menteri dan instansi setingkat menteri yang tepat jika diisi oleh anak muda yaitu Menkominfo, Menpora, Menpar, dan Bekraf.
“Beberapa kementerian itu saya rasa yang cocok. Karena berhubungan dengan kemampuan anak muda dalam berinovasi,” ujarnya kepada Tribunjatim.com.
Jika melihat hasil survei, Kata Prof Kacung, terdapat milenial dari profesional yang layak jadi menteri, seperti Bos Gojek, Nadiem Makarim dan Pemilik Bukalapak, Achmad Zaky.
Sedangkan dari partai koalisi ada beberapa nama mulai dari putra Ketua Umum NasDem, Surya Paloh yaitu Prananda Paloh lalu Ketua Umum PSI, Grace Natalie, hingga Wasekjen PKB, Lukmanul Khakim.
“Pak Jokowi pasti akan memikirkan kombinasi antara milenial dan tokoh lama ini. Walaupun tidak banyak saya rasa memasukkan tokoh milenial dalam kabinet kerja sangat bagus,” ucapnya.