PSP News — Anak Surya Paloh, Prananda Surya Paloh disebut-sebut masuk dalam daftar kandidat menteri dari kalangan milenial.
Menanggapi hal itu, anggota Dewan Pakar Partai Nasdem Tengku Taufiqulhadi mengatakan, hingga kini partai yang diketuai oleh Surya Paloh itu belum pernah menyodorkan nama-nama calon menteri ke Jokowi.
Ia mengatakan, Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh berpesan bahwa tak elok menyodorkan nama menteri, rermasuk dari milenial.
“Ketua umum kami mengatakan malu kalau berbicara tentang kursi menteri. Kalau misalnya ada pimpinan partai yang berbicara kursi meteri itulah sikap dia dan bukan sikap nasdem,” ujar Taufiqulhadi kepada JawaPos.com, Jumat (12/7).
Anggota Komisi III DPR itu membantah rumor tentang Surya Paloh menyodorkan nama anaknya Prananda Paloh untuk didaulat sebagai menteri dari kalangan generasi milenial. Karena, penentuan menteri di kabinet merupakan kewenangan penuh dari Presiden Jokowi.
“Sampai sekarang ini Nasdem tidak pernah berbicara tentang kursi menteri,” tegasnya.
Taufiqulhadi mengklaim bahwa Partai Nasdem tetap mengikuti semua keputusan dan pilihan Presiden Jokowi.
“Apa yang dianggap baik oleh Jokowi, juga baik untuk Nasdem,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Prananda Paloh merupakan anggota DPR/MPR periode 2014-2019 dari Fraksi Partai Nasdem. Dia terpilih dari daerah pemilihan Sumut 1 (Kota Medan, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Serdang Bedagai).
Pria kelahiran Singapura, 21 September 1988 itu termasuk salah satu politisi muda yang berhasil melenggang ke Senayan pada Pemilu 2019.
Di DPR saat ini Pranda ditempatkan Komisi I DPR yang membidangi pertahanan, intelijen, luar negeri, komunikasi, dan informasi, selain di Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP).
Sementaraitu, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan, saat ini ada tantangan dari Presiden Jokowi dalam mengaet milenial menjadi pembantunya di kabinet. Bisa saja elite-elite politik yang lebih senior tidak rela.
”Tantangan dari menteri muda dari Jokowi ada hambatan psikologis misalnya kaum tua tidak rela adanya anak-anak muda,” kata Ujang.
Untuk itu, Presiden Jokowi juga harus menempatkan menteri-menteri milenial dari kalangan profesional yang memiliki prestasi bagus. Bukan malah menampung dari partai politik yang belum jelas prestasinya.
“Menteri yang memiliki prestasi tinggi jangan hanya disokong oleh partai. Itu yang harus dipikirkan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan ketertarikannya terhadap milenial untuk bisa membantunya di pemerintahan periode 2019-2024. Karena, dia menginginkan orang yang enerjik dan cepat di pemerintahan.
“Bisa saja ade menteri umur 20-25. Tapi harus mengerti manajerial, manajemen, mampu mengeksekusi program yang ada. Umur 30-an juga banyak. Ini karena saat ini dan ke depan perlu adanya orang-orang dinamis, fleksibel, dan mampu mengikuti perubahan zaman,” kata Jokowi beberapa waktu lalu.