JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI Prananda Paloh meminta Kepala Badan Inteligen Negara (BIN) Sutiyoso lebih selektif untuk memilih orang yang ditugaskan menjadi anggota BIN.
Hal ini untuk menghindari kejadian seperti yang dilakukan oleh Banyu Biru Djarot.
“Evaluasi dulu, jangan karena kedekatan personal terus direkrut jadi agen BIN. Pak Sutiyoso harus lebih selektif, protap penyeleksian harus diperketat,” kata Prananda di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/2/2016).
Banyu Biru sebelumnya mengunggah ke media sosial surat keputusan (SK) pengangkatannya sebagai anggota Dewan Informasi Strategis Kebijakan BIN.
Setelah mendapatkan kritik dari berbagai pihak, Banyu akhirnya mundur dari jabatan yang baru diembannya selama beberapa hari itu. (baca: Banyu Biru Mundur karena Merasa Tidak Cocok Jadi Anggota BIN)
Meski Banyu sudah mundur, lanjut Prananda, tetapi kejadian tersebut harus menjadi pelajaran bagi BIN.
“Sah-sah saja semua orang, siapapun boleh diangkat. Tapi BIN mesti selektif lagi. Bagaimanapun juga tugas BIN itu intelijen, maka dia semestinya menjaga rahasia negara,” kata Prananda.
Prananda mengaku cukup mengenal sosok Banyu Biru secara personal. Dia menilai, Banyu Biru terlalu senang dan bangga mendapatkan SK pengangkatan sebagai anggota DISK BIN sehingga langsung mengunggah ke media sosial tanpa memikirkan dampaknya.
“Mungkin dia terlalu senang dan bangga sehingga lupa kalau SK BIN itu sifatnya rahasia. Dia memang temannya banyak, apalagi di medsos,” ujarnya.
Sumber : Kompas