Wacana pembangunan gedung baru DPR RI kembali menjadi pembicaraan hangat diantara anggota dewan di Senayan. Ruangan yang sempit, dan tidak teraturnya ruangan di sebagian komplek gedung DPR menjadi urgensi kebutuhan gedung baru DPR RI. Menyikapi hal tersebut, Prananda Surya Paloh, Anggota Komisi I DPR RI memiliki argumentasi lain. Ia menilai bahwa kebutuhan pembangunan gedung baru DPR belum urgen di tengah keadaan ekonomi Indonesia yang tidak menentu.
“Harus lihat situasi dulu. Sekarang performa ekonomi negara sedang rendah, dan ketidakpuasan sosial juga masih terjadi. Lho tiba-tiba ada permintaan DPR untuk membangun gedung baru,” katanya retorik, saat dihubungi per telepon, Selasa (2/6).
Nanda kemudian membandingkan gedung DPR dengan keadaan gedung parlemen di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Inggris yang tua dan sempit namun ikonik. Tidak hanya itu, ruangan anggota parlemen Indonesia ternyata lebih besar dari ruangan anggota parlemen Jepang.
Anggota dewan kedua termuda ini justru mendorong untuk melakukan beberapa rehabilitasi gedung yang sudah ada, bukan membangun gedung baru. Dengan begitu, ruangan sempit akan dibuat luas dengan mengoptimalkan ruangan yang selama ini tidak berfungsi dengan baik.
Terkait aspirasi pembangunan gedung baru dari sebagian anggota dewan, anggota fraksi NasDem ini melihat dua aspek yang harus dipikirkan yaitu aspek fungsional dan aspek dukungan masyarakat.
“Pertama, mengkaji lebih lanjut secara fungsional, historikal, dan filosofis mengenai perlunya gedung baru DPR. Lalu kedua, paling penting adalah bersabar, menunggu psikologi masyarakat membaik, karena situasi ekonomi masyarakat hari ini sedang kurang menguntungkan. Nanti jika negara mampu membawa pertumbuhan ekonomi ke angka yang lebih tinggi, maka akan sangat mudah bagi masyarakat untuk memahami dan memberikan dukungan pada kebutuhan gedung baru,” jelas Nanda.
Sebelumnya, wacana pembangunan gedung DPR RI bergulir pada pemerintahan SBY di awal tahun 2011. Bahkan desain gedung baru yang rencananya dilengkapi dengan fasilitas mewah ini sudah tersebar luas di masyarakat, walau akhirnya rencana tersebut kemudian dibatalkan.
Laman Asli: fraksinasdem.org